Tokoh-tokoh Pendidikan dalam Filsafat Pendidikan
Selasa,
02 Oktober 2018
Assalamualaikum
wr.wb
Hai
teman-teman, saya akan menyampaikan sedikit reportase mengenai perkuliahan
Filsafat Pendidikan pada tanggal 02 Oktober 2018 mengenai Tokoh-tokoh Pendidikan.
Berfikir tentang pendidikan pasti tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang melopori
dunia pendidikan. Menurut penuturan Pak Aniq, terdapat tiga diantaranya
tokoh-tokoh pelopor pendidikan yang terkenal. Seperti Ki Hajar Dewantara, M.
Syafi’i, serta AA . Nafis. Pendidikan sendiri sudah ada sejak zaman kerajaan,
pada saat itu pendidikan yang diajarkan adalah mengenai pendidikan maskulin,
feminitas dll. Pendidikan juga sudah ada sejak zaman kerajaan yag terdapat di
Indonesia. Dua contoh tokoh wanita yang merupakan pejuang pendidikan sekaligus
pejuang kemerdekaan pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia ialah R. A
Kartini dan Cut Nyak Dien. Beliau merupakan anak bangsawan yang memperjuangkan
pendidikan dan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia. Menurut penuturan Pak Aniq,
bangsa yang lupa adalah bangsa yang dapat dikategorikan dia dilupakan atau dia
yang melupakan/melalaikan atau dilalaikan.
Ki
Hajar Dewantara merupakan salah satu pelopor pendidikan di Indonesia yang
terkenal dengan sebutan nama “Bapak Pendidikan Indonesia”. Ki Hajar Dewantara
adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor
pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Terlahir
dengan nama kecil Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan
keluarga bangsawan kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat
genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, mengubah namanya menjadi Ki
Hajar Dewantara. Sejak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan
di depan namanya. Hal ini dimaksudkan agar ia dapat bebas dan dekat dengan
rakyat, baik secara fisik maupun hatinya serta agar tidak menampakkan gelar
konglomeratnya.
Menurut
penuturan Pak Aniq, pendidikan harus senantiasa mengerti. Dimana pendidikan
berawal dari rasa kemerdekaan. Kata merdeka bukan berarti bebas dan kemerdekaan
dengan kebebasan itu berbeda. Kemerdekaan yang dimaksud itu harus mengerti
batasan-batasan. Seperti yang dikatakan Cak Nun, bahwa kemerdekaan berarti
memahami batasan. Sedangkan rasa kemerdekaan adalah memahami kesadaran diri.
Kemerdekaan memiliki sebuah dimensi, yaitu dimensi kedirian yang terbagi
menjadi kesadaran kosmik dan kesadaran semesta.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan memiliki 3 macam ciri :
1. Berdiri sendiri.
2. Tidak tergantung pada orang lain.
3. Dapat mengatur dirinya sendiri.
1. Berdiri sendiri.
2. Tidak tergantung pada orang lain.
3. Dapat mengatur dirinya sendiri.
Dengan begitu, Pendidikan
dan pengajaran di dalam RI harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan
bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin juga keselamatan hidup
lahir. (Ki Hajar Dewantara)
Wassalamualaikum
wr.wb
Nur Khasanah
15120266
Artikel terkait lainnya
14120086 MIA TRISTIANA
15120131 AHMAD HIDAYAT
15120139 DICKRI TIFANI BADI
15120206 PUTRI AMALIAH
15120374 ACHMAD AGUNG PRASETYO
Komentar
Posting Komentar